[JAKARTA] DPR siap
mendorong agar ekspor buah-buahan dari Indonesia ke Australia bisa berjalan
lancar, seperti halnya ekspor produk buah-buahan dari Australia ke Indonesia.
"Buah-buahan dari Australia, terutama apel dan anggur, dipasarkan ke Indonesia, tapi produk buah dari Indonesia masih sulit menembus pasar Australia. Oleh karena itu, mendorong agar buah-buah kita juga diekspor ke sana," kata Ketua Komisi VI DPR, Airlangga Hartarto. Airlangga mengatakan seperti itu seusai menerima Menteri Perdagangan Australia, Craig Amerson, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (22/3).
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perdagangan Australia didampingi Duta Besar
Australia untuk Indonesia Greg Moriarty dan rombongan."Buah-buahan dari Australia, terutama apel dan anggur, dipasarkan ke Indonesia, tapi produk buah dari Indonesia masih sulit menembus pasar Australia. Oleh karena itu, mendorong agar buah-buah kita juga diekspor ke sana," kata Ketua Komisi VI DPR, Airlangga Hartarto. Airlangga mengatakan seperti itu seusai menerima Menteri Perdagangan Australia, Craig Amerson, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (22/3).
Menurut Airlangga, produk buah Indonesia terutama manggis, mangga, dan salak, pangsa pasarnya cukup besar di Australia, tapi masih sulit menembus pasar Australia. "Pemerintah Australia mempersulit produk buah dari Indonesia dengan alasan penggunaan pestisidanya masih di atas batas aman," katanya.
Airlangga menambahkan, persoalan batas aman penggunaan pestisida merupakan wilayah Kementerian Pertanian. Ia mengusulkan, agar Kementerian Pertanian bisa mendorong produk buah-buahan dari Indonesia bisa diekspor seperti halnya buah-buahan dari Australia ke Indonesia.
"Kalau Australia memberlakukan persyaratan ketat, hendaknya Indonesia juga bisa memberlakukan persyaratan ketat," katanya.
Airlangga menjelaskan, kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Australia secara keseluruhan menguntungkan kedua negara.
Neraca perdagangan dari Indonesia ke Australia, kata dia, juga selalu positif dan cenderung meningkat. "Indonesia dan Australia saling membutuhkan, karena produk-produk ekspor dari Australia juga sangat dibutuhkan di Indonesia," katanya.
Politisi Partai Golkar ini mencontohkan, Australia mengekspor gandum, kapas, dan susu, ke Indonesia, yang kemudian diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah.
"Gandum diolah menjadi mie instan, kapas diolah menjadi tekstil, serta susu diolah menjadi produk makanan olahan," katanya.
Karena itu, Airlangga mendukung peningkatan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Australia, tapi harus sejajar seperti halnya ekpsor produk buah.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perdagangan Australia juga menyampaikan soal rencana pengusaha Australia untuk menanamkan modal pada industri garam di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Namun rencana investasi tersebut, kata dia, masih terkendala soal penyediaan lahan. "Pemerintah Provinsi NTT bisa memastikan mana lahan yang bisa digunakan investor dan mana lahan milik rakyat untuk pengembangan industri garam," katanya. [E-8]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar