Oleh Dikky Setiawan -
Jumat, 10 Januari 2014 | 15:50 WIB
KONTAN-ONLINE
JAKARTA.
Ketua Komisi VI DPR RI Airlangga Hartarto mendesak pemerintah segera
mengoptimalkan pasar dalam negeri, khususnya mengantisipasi berbagai krisis
global yang terjadi. Langkah-langkah strategis dan fokus pada proses serta
tujuan, mutlak dijalankan.
“Peluang dari pasar
dalam negeri harus dioptimalkan. Utamanya, untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat,” ujar politisi Partai Golkar tersebut di Jakarta, Jum’at
(10/1/2014).
Airlangga
menuturkan, berbagai kalangan memperkirakan pertumbuhan permintaan pasar dalam
negeri pada tahun 2014 sekitar 10-20%. Khususnya untuk barang-barang kebutuhan
pokok, industri tekstil, dan elektronik.
Pasalnya,
kontraksi perekonomian yang terjadi di berbagai negara, mendorong negara-negara
produsen barang-barang tersebut melakukan ekspor besar-besaran ke seluruh
dunia. Indonesia menjadi salah satu destinasi favorit dalam mencapai target
penjualan produk tersebut.
“Ini peluang,
sekaligus ajang pembuktian bagi industri tanah air untuk memenuhi permintaan
domestik. Sebab jika industri dalam negeri tak mampu memenuhinya, dipastikan
konsumen akan memilih produk impor. Dan kalau ini yang terjadi, maka defisit
perdagangan kita semakin tinggi,” ungkap Airlangga.
Lebih lanjut, ia
mengingatkan, agar pemerintah segera menangkap peluang itu dengan cermat.
Utamanya, dalam memastikan ketersediaan barang yang berkualitas dengan daya
saing tinggi. Untuk itu, kata Airlangga, kerjasama pemerintah dengan kalangan
dunia usaha wajib ditingkatkan sehingga produk-produk yang dihasilkan bernilai
jual tinggi.
Langkah
strategis
Airlangga
mengusulkan agar agar pemerintah segera melakukan langkah-langkah strategis. Dengan
memberikan perhatian dan dukungan pada industri dalam negeri untuk meningkatkan
daya saingnya. Utamanya, dengan membentuk klaster-klaster komoditas tertentu di
seluruh Indonesia, yang menunjukkan ciri khas dan keunggulan suatu wilayah.
Pada
bagian ini, lanjut dia, pemerintah harus menyusun perencanaan, langkah-langkah
teknis hingga evaluasinya. Sehingga pada saat yang ditentukan, setiap wilayah
dengan komoditas unggulannya, bisa menghasilkan nilai tambah bagi negara.
Artinya,
harus ada stick and carrot untuk mendorong percepatan pencapaian target
yang diharapkan. Dan juga, pemerintah dapat mengendalikan tingkat inflasi dari
aktivitas impor yang selama ini terjadi.
“Kalau memang suatu
wilayah tidak berhasil mengembangkan komoditasnya secara optimal sesuai
perencanaan, maka pemerintah harus berani memindahkan lokasi dan komoditas
tersebut ke wilayah lain. Intinya, langkah ini harus dilakukan segera untuk
menangkap peluang yang ada, mencapai angka 20% dari permintaan dalam negeri
itu,” tutup dia.
Pemerintah
juga harus terus menjaga dan memenuhi permintaan negara-negara yang menjadi
pasar tujuan ekspor produk Indonesia. Selain itu, upaya mengembangkan pasar
tujuan ekspor baru ke Afrika Selatan, Amerika Latin, dan beberapa negara
lainnya di Eropa, terus digenjot.
Editor:
Dikky.setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar