Jakarta
(Antara) - Anggota Komisi VI DPR RI Airlangga Hartarto mendesak
pemerintah memberikan hak pengelolaan mayoritas Blok Mahakam kepada PT
Pertamina setelah berakhirnya kontrak dengan Total E&P Indonesie
pada 2017.
"Pemberian hak mayoritas pengelolaan Blok Mahakam kepada PT Pertamina
ini sangat penting bagi kelangsungan eksistensi perekonomian negara
kita," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat. Menurut dia, pengelolaan Blok Mahakam oleh Pertaminan ini bisa memberikan kemaslahatan yang besar bagi bangsa ini.
Airlangga juga mengatakan bahwa Komisi VI juga meminta PT Pertamina membangun kilang dan mengusulkan insentif fiskal yang diperlukan guna merealisasikan pembangunan kilang, yang dimaksudkan untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dan transasksi berjalan.
Menurut anggota Fraksi Partai Golkar DPR ini, PT Pertamina mampu mengambilalih Blok Mahakam pada 2017 dan Komisi VI sangat setuju pengambilalihan kontrak Blok Mahakam ini.
Kemampuan Pertamina tidak perlu diragukan karena Indonesia memiliki banyak ahli migas yang bisa dimanfaatkan apalagi mereka juga berpengalaman bekerja mengelola migas di luar negeri. Karena itu, DPR akan mendukung penuh Pertamina, katanya.
Airlangga yakin jika pengelolaan Blok Mahakam dipercayakan kepada Pertamina, negara akan memiliki banyak keuntungan, baik moril maupun materil.
Sebelumnya Ketua DPP Partai Golkar ini juga meminta pemerintah menghentikan kerja sama Inalum dengan pihak Jepang dan mengambil alih pengelolaannya kepada anak bangsa.
Sementara itu, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (5/12), Dirut PT Pertamina Karen Agustiawan mengatakan pihaknya sanggup mengambil alih Blok Mahakam.
PT Pertamina (Persero) siap mengelola Blok Mahakam yang kini masih dikelola Total E&P Indonesie yang kontraknya akan berakhir pada 2017.
Bagi Pertamina, bisa mengelola Blok Mahakam akan menaikkan kelas Pertamina sebagai perusahaan energi.
"Pertamina 100 persen siap mengelola Blok Mahakam, kalau sampai Pertamina tidak bisa kelola Mahakam jangan harap Pertamina bisa ngebor deep water (mengebor minyak di laut dalam) di negara lain," kata Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan.
Bahkan, kata Karen, pengelolaan Blok Mahakam akan membuat Pertamina bisa berpeluang menggarap proyek migas yang lebih besar dari Blok Mahakam.
"Mengelola Blok Mahakam bagi kami adalah naik kelas, naik kelas ke level lebih tinggi sebagai perusahaan minyak," ucapnya.
Karen menegaskan apabila Pertamina mengelola Mahakam dan berhasil maka Pertamina mengincar proyek migas yang lebih tinggi risikonya seperti Blok Masela dan Blok Natuna.
"Kalau sudah Blok Mahakam, lalu kita naik kelas kelola Blok Masela, setelah Masela lalu ke Natuna, karena Natuna terkenal dengan Blok yang tinggi risikonya," katanya.(rr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar