FOTO AIRLANGGA

Airlangga TV

Jumat, 29 Oktober 2010

Tidak cukup empati untuk bantu Mentawai

[BISNIS INDONESIA] "Pagi ini [kemarin] ada menteri yg tergopoh2 dtg ke Padang mau ikut ke Mentawai tp dicuekin SBY dan malah disuruh pulang ke Jakarta..."

Seseorang ngetweet (menulis) pesan itu di jejaring sosial twitter kemarin. Kabar itu sempat ramai di kalangan wartawan pengguna twitter meski tidak masuk trending topics (kabar paling dibicarakan pengguna twitter).

SBY yang dimaksud dalam pesan itu adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengunjungi korban gempa dan tsunami Mentawai, Sumatra Barat, pada 25-26 Oktober.

Anda boleh tidak percaya pesan itu atau malah sebaliknya, justru yakin hal itu benar adanya. Toh tingkat kebenaran berita yang di-posting di twitter memang fifty-fifty.

Seperti Anda, saya juga tidak pada posisi untuk percaya 100% kabar tersebut. Namun, rasa ingin tahu membuat saya terus menelusuri perbincangan di jejaring sosial itu.

Presiden SBY, menurut cerita di twitter, kabarnya mangkel dengan ulah pembantunya. Pasalnya, menteri bersangkutan harusnya masuk jajaran pejabat yang turut memaparkan kondisi terakhir di Mentawai.

Tidak disebut siapa menteri yang disuruh pulang ke Jakarta oleh Presiden. Para wartawan di lapangan kemudian mengklarifikasi kebenaran informasi itu ke beberapa kementerian. Seperti diduga, bantahanlah yang mereka terima.

Kementerian Perhubungan, misalnya, dengan tegas membantah rumor Menteri Perhubungan Freddy Numberi adalah menteri yang dimaksud.

"[Kabar] itu tidak betul karena kemarin [Rabu] Menhub ada di Jakarta, memimpin rapat seluruh eselon I untuk memberikan pengarahan penanganan bencana. Menhub sejak kemarin belum keluar dari Jakarta," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan.

Bantahan menteri

Menhub Freddy memang mempunyai rencana untuk bertolak ke Padang atau Yogyakarta, tetapi belum direalisasikan. Untuk menyakinkan keterangannya, Bambang mempersilakan wartawan untuk mengecek flight plan atau manifes maskapai carteran.

"Pesawat tidak bisa dibelokkan begitu saja ke Singapura, karena harus ada clearance [perizinan]," kata Bambang.

Bantahan Bambang itu disampaikan karena kabar di twitter menyatakan menteri yang bersangkutan menggunakan pesawat carter namun tidak diperkenankan mendarat di Padang pada Rabu malam. Pesawat itu akhirnya berbelok ke Singapura.

Menteri yang bersangkutan kembali ke Padang pada Kamis pagi. Nah, pada saat itulah, menurut perbincangan di twitter, SBY tidak berkenan atas kehadiran pembantunya itu.

Selain Freddy, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh juga harus repot menepis rumor bahwa dialah pembantu Presiden yang ramai dibicarakan.

Darwin menyangkal keras cerita itu. Dia memang kembali ke Jakarta kemarin, namun hal itu atas perintah SBY untuk menghadiri acara penting.

Kalaulah kabar di twitter tersebut benar adanya, tentu pantas apabila SBY marah besar. Bencana gempa dan tsunami di Mentawai serta letusan Gunung Merapi jelas membutuhkan perhatian ekstra dari seluruh lini pemerintahan.

Masih terkait dengan Mentawai, kabar kurang enak kemarin juga muncul. Kali ini Marzuki Alie, Ketua DPR, yang menjadi pembicaraan.

Warga Mentawai yang tergabung dalam gabungan lembaga swadaya masyarakat Sumatra Barat Lumbung Derma menyampaikan protes keras terhadap pernyataan Marzuki.

"Pernyataan Bapak tidak sedikit pun memperlihatkan simpati terhadap derita korban dan rasa keterancaman masyarakat di sekitar pantai," kata Yosef Sarodog, Koordinator Lumbung Derma Peduli Mentawai, dalam petisinya.

Komentar Marzuki, yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, yang dipersoalkan LSM itu sempat muncul di media online.

Pada Rabu, Marzuki mengatakan siapa pun yang takut kena ombak jangan tinggal di pinggir pantai. "Mentawai kan jauh. Itu konsekuensi kita tinggal di pulau lah," begitu kalimat Marzuki.

Ruhut Sitompul, juru bicara Partai Demokrat, sempat meminta maaf atas ucapan petinggi partainya tersebut. "Statement sinis Marzuki Alie bagi masyarakat yang tinggal di pesisir saya rasa akan saya bawa dalam forum rapat DPP PD."

Menyangkut empati dan penanganan awal bencana Mentawai dan letusan Gunung Merapi, langkah Presiden SBY, menurut saya, kali ini patut diapresiasi. Presiden memutus-kan mempersingkat perjalanan ke luar negeri.

Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta sejumlah anggota rombongan menggunakan dua helikopter Super Puma untuk sampai ke Mentawai.

Turut pula dalam rombongan itu Anindya Bakrie dan Chaerul Tandjung, dua pengusaha nasional yang secara spontan menjanjikan bantuan masing- masing senilai Rp500 juta.

Presiden menjanjikan pemerintah akan membangun rumah pengganti bagi korban tsunami di Mentawai, namun akan dikaji lokasi yang tepat untuk penempatan agar aman dari ancaman serupa.

Akan halnya dengan tindakan tanggap darurat, Presiden meminta pihak terkait bekerja keras mencari korban yang hilang dan menangani korban yang telah ditemukan, baik yang hidup maupun tewas.

Kemarin, Dewan Perwakilan Rakyat telah menyepakati tambahan dana siaga untuk bencana alam sebesar Rp100 miliar untuk Mentawai dan Merapi. "Kekhawatiran pemerintah soal dana yang menipis tidak perlu lagi," kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso kemarin.

DPR juga meminta BUMN mengalokasikan sebagian dana corporate social responsibility untuk korban bencana alam di Mentawai dan Yogyakarta.

"Tak ada salahnya juga membantu korban bencana alam, karena banyak juga pelaku industri kecil dan rumahan yang lokasinya hancur," ujar Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto.

Empati dalam bentuk bantuan dan langkah awal penanganan bencana yang cepat dari Presiden, parlemen, dan seluruh rakyat Indonesia tentu harus diikuti pelaksanaan yang sistematis dan efektif. Seperti yang sudah-sudah, sering kali penanganan bantuan bencana dan pascabencana menjadi tidak jelas dan tumpang tindih.

Kembali ke soal menteri dalam pesan di twitter, sampai tulisan ini selesai, saya masih belum tahu apakah cerita itu benar. Lalu, kalau rumor tersebut benar, saya juga belum tahu siapa menteri yang bersangkutan.

Andai cerita itu adalah fakta, saya cuma ingin ngetweet tentang menteri yang bersangkutan, "Gak usah ke Mentawai, ke laut aje pak Menteri." (k6/ray/irs/jao/nn) (eries.adlin @bisnis.co.id)