Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto mengatakan selama ini peran ITPC dan atase dagang kurang dioptimalkan dalam menjalankan fungsinya sebagai ujung tombak promosi di luar negeri termasuk pembukaan akses pasar baru selain pasar tradisional yang sudah ada.
Airlangga mengakui kendala yang dihadapi oleh ITPC dan atase dagang selama ini lebih karena masalah pendanaan. Pasalnya, dari total anggaran yang dialokasikan kepada ITPC, sebanyak 60-70% justru terserap untuk pengeluaran tetap (fixed cost) di antaranya pembayaran gaji dan tunjangan, biaya penunjang, sewa kantor, langganan daya dan jasa, serta pemeliharaan kendaraan.
Adapun anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi pokok hanya 30-40%. “Selama ini perannya kurang optimal dan itu karena faktor pendanaan. Seharusnya anggaran untuk biaya operasional lebih besar karena itu untuk mendukung tugas dan fungsi ITPC dan atdag,” kata Airlangga dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan sejumlah ITPC dan Atdag, hari ini.
Airlangga menuturkan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) yang sebelumnya adalah Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) harus mencermati berbagai persoalan ini, sehingga tujuan penempatan ITPC dan atase dagang di luar negeri dapat tercapai terutama kea rah peningkatan ekspor nasional.(msb)