[LIBRARY PELANGI] - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar budaya boros penggunaan energi dihentikan, dan seluruh lapisan masyarakat memanfaatkan energi secara efisien.
"Mari kita jadikan hemat energi menjadi budaya hidup kita," ujarnya saat membuka acara peringatan HUT ke-55 dan Rapimnas Persatuan Insinyur Indonesia (PII) 2007 di Bandung, Kamis.
Pada acara itu, Presiden didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro yang juga Ketua Dewan Penasihat PII, Ketua Umum PII Airlangga Hartarto, Ketua Penyelenggara HUT dan Rapimnas PII Agusman Effendi. Turut hadir Gubernur Jabar Danny Setiawan, Menko Kesra Aburizal Bakrie, serta sejumlah direksi BUMN dan anggota PII sendiri.
Presiden juga mengatakan, pemanfaatan sumber daya energi berpijak pada tiga pilar utama. Pertama, konservasi, diversifikasi, dan efisiensi. Kedua, kebijakan bidang energi berupa undang-undang, peraturan pemerintah maupun perda yang mendukung pendayagunaan energi; serta penerapan harga yang mengacu pada pasar guna menghindarkan krisis energi. Sedangkan ketiga adalah inovasi teknologi. "Ketiga pilar ini akan menuju terciptanya keamanan pemenuhan energi dan kemandirian energi nasional," kata Presiden.
Sementara itu, Purnomo Yusgiantoro menegaskan, kebijakan bidang energi sudah berada di jalur yang tepat, meski dalam implementasinya masih menghadapi tantangan dan kendala yang tidak ringan sehingga perlu dukungan seluruh lapisan masyarakat.
Kebijakan energi nasional telah memuat berbagai kecenderungan mendasar tentang pengelolaan energi dan langkah-langkah antisipasi. Misalnya, penerapan mekanisme harga pasar bagi produk energi. Namun kebijakan semacam itu sulit diterapkan karena pengenaan harga pasar untuk energi sangat sensitif dan sarat muatan politis. Belum lagi dampaknya terhadap kenaikan inflasi yang otomatis menurunkan daya beli masyarakat.
Purnomo juga mengatakan, kebijakan energi tidak lagi mengandalkan pada ketersediaan pasokan, namun beralih ke jumlah permintaan atau kebutuhan energi. Konsekuensinya, harus ada dukungan masyarakat untuk konservasi, diversifikasi, dan efisiensi pemanfaatan energi.
Langkah-langkah itu, menurut Purnomo, sudah mulai dilakukan, misalnya untuk rumah tangga dengan pengalihan penggunaan minyak tanah ke gas elpiji. Juga pada subsektor kelistrikan dilakukan progam pembangunan pembangkit berbahan bakar batu bara, sementara sektor transportasi juga mulai digeser ke bahan bakar gas (BBG). Sedangkan sektor industri paling rasional untuk memanfaatkan gas dan energi alternatif lain.
Sementara itu, Airlangga Hartarto menyatakan, pengembangan energi alternatif menjawab tantangan kebutuhan energi. "Tapi kita harus ingat bahwa kunci utama mendukung pertumbuhan ekonomi adalah dengan melakukan inovasi teknologi," katanya.
Pada forum rapimnas ini, PII memberikan penghargaan Darma Bakti Kehormatan kepada Ir Achmad Noe'man, pencipta logo PII; serta Darma Bakti Profesi kepada Ir Ciputra, pengembang yang telah memberi inspirasi terhadap industri properti dan pengembangan kota mandiri.
Airlangga juga memberikan penghargaan atas dedikasi di bidang penghematan dan pengembangan energi terbarukan kepada sembilan insinyur; masing-masing Kamarudin Abdullah, Hasan Hambali, Eddy Permadi, Tri Mumpuni, Djoni Bustan, John Budi Harjanto, Jimmy Priatman, Eddy Prianto, dan Sekartono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar