[MEDAN BISNIS] - Kalangan emiten tampaknya kurang antusias mengikuti program buyback saham untuk membantu menyehatkan kembali bursa yang anjlok akibat tekanan global. Sebab, berdasarkan pemantauan di Kantor Bapepam-LK hingga Minggu siang (12/10) jumlah emiten yang sudah mengajukan surat buyback (pembelian kembali saham) hanya empat.
Emiten dimaksud antara lain PT Duta Graha Indah Tbk, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Sampoerna Agro Tbk dan PT London Sumatra Indonesia Tbk.
Hal ini disampaikan Sekretaris Bapepam-LK Ngalim Sawega saat ditemui di Kantor Bapepam dan LK, Minggu (12/10). Dari empat emiten itu hanya PT Sampoerna Agro Tbk yang sudah menyerahkan dokumen secara resmi Sabtu (11/10). Tiga emiten lainnya untuk sementara hanya mengajukan surat melalui faximile.
“Setiap surat yang masuk ke Bapepam dan LK secara adminstrasi masuk ke Tata Usaha (TU) untuk diteruskan ke masing-masing biro teknis terkait misalnya jasa dan riil,” kata Ngalim Sawega.
Dia menambahkan, pada Minggu kemarin, Bapepam-LK membuka pendaftaran hingga jam 17.00 sesuai jam kerja layanan Bapepam-LK.
Sekadar diketahui, selama dua hari yaitu Sabtu dan Minggu Bapepam membuka pelayanan untuk memberikan kelonggaran bagi emiten yang siap melakukan buyback saham. Sehingga pada saat suspensi bursa dibuka, para emiten sudah siap melakukan transaksi buyback.
Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Ir H Airlangga Hartarto MMT MBA mengatakan, berdasarkan laporan sementara dari beberapa anggotanya, banyak yang menyatakan belum siap melakukan buyback. “Mereka masih mempelajarinya,” kata Erlangga.
Kepala Bapepam dan LK Fuad Rahmany mengatakan, pengajuan buyback pada kondisi normal prosesnya berlangsung lebih lama waktunya. Namun, khusus dalam kondisi pasar abnormal dan darurat, Bapepam mempercepat proses pengajuan buyback yakni hanya dalam satu hari.
Fuad mengatakan tidak semua emiten bisa melakukan buyback, karena sangat tergantung kepada kondisi likuiditas keuangannya.
SCMA Buyback 5%
Sekretaris PT SCMA Hardijanto Saroso mengatakan, perusahaan stasiun televisi SCTV siap melakukan program buyback maksimal 5%. Langkah ini merupakan bagian dari upaya korporasi mendukung pemerintah menstabilkan bursa dari imbas krisis finansial di AS.
“Kita dukung pemerintah saja, buyback dasarnya untuk membantu pasar supaya tidak jatuh. Kita perkirakan tidak sampai 20% di bawah 10% sampai 5%, bahkan bisa di bawah 5%. Kita utamakan operasional internal jangan sampai dihilangkan dengan ini,” kata Hal Hardijanto saat ditemui di kantor Bapepam, saat mendaftarkan rencana buyback, Jakarta, kemarin.
Menurutnya, aksi buyback oleh para emiten baik itu BUMN maupun non-BUMN diperlukan mengingat gejolak bursa global sangat signifikan terhadap bursa lokal. Sehingga emiten yang memiliki kinerja baik ataupun tidak baik pada saat ini pasti akan terdepresiasi.
“Yang kita bantu semua, kalau bukan kita yang bantu siapa lagi, pasar modal sudah jatuh. Semua dana yang berbasis dolar sudah ditarik ke AS,” ucapnya.
Dikatakannya, hingga kini saham SCMA yang dilepas ke publik sekitar 13%. Dari jumlah itu hampir 80% dikuasai asing, sisanya 17% dimiliki investor institusi. Hardijanto menambahkan, pada penutupan perdagangan saham terakhir harga saham SCMA Rp 770/saham turun dari sebelumnya Rp 900.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar