RMOn Line.Dalam pertemuan itu disepakati peningkatan kerjasama di bidang ekonomi antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia, terutama terkait investasi dan perdagangan. Demikian diungkapkan Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto kepada wartawan di DPR, Selasa (5/4). Namun untuk mewujudkannya, ada kendala di internal Indonesia.
"Persoalannya, iklim investasi belum kondusif," katanya.
Menurut dia, hambatan paling penting dalam perdagangan yang perlu dievaluasi oleh kedua negara adalah masalah birokrasi dan politik.
"Amerika Serikat merasa perlu terus meningkatkan hubungan dan kerja sama di bidang perdagangan dengan Indonesia. Menurut AS, peringkat investasi di Indonesia masih tergolong bagus," ujar politisi muda Partai Golkar ini.
AS kata dia lagi, mengganggap bahwa birokrasi kadang masih menjadi hambatan. Padahal hubungan kedua negara di bidang ekonomi sudah lama terjalin, terutama di sektor minyak dan gas.
"Sanchez juga sempat menyatakan kalau Presiden AS Barack Obama mengharapkan tren perdagangan antara dua negara bisa meningkat dua kali lipat dari saat ini, terutama didorong oleh sektor energi dan perkebunan kelapa sawit, meski mendapatkan kampanye hitam dari LSM asing,"katanya.
Karena itu, lanjut Airlangga, langkah ke depan yang harus diambil oleh Indonesia, di antaranya segera mendorong terciptanya kesepakatan kemitraan di bidang ekonomi (economic partnership agreement) yang saling menguntungkan antara AS dan RI.
"Tahapan ke depannya tentu akan lebih banyak pada langkah-langkah nyata agar kerja sama kedua negara ini bisa terealisasi. Ke depan, kerja sama AS dan RI akan lebih sinergis, efektif, dan kuat," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor kedua bagi Indonesia dengan komposisi 12 persen dari total nilai ekspor, sedangkan nilai Investasi AS di Indonesia pada periode 2007-2008 naik 4,6 persen dari 144,7 juta dolar AS menjadi 151,3 juta dolar AS.[ald]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar