* Copyright:ANTARA
* Date:Apr 11 19:45
Jakarta, 11/4 (ANTARA) - Ketua Komisi VI DPR RI, Airlangga Hartarto mengatakan, banyak industri nasional mengalami kesulitan karena kalah bersaing dengan industri asing yang harga produknya lebih murah di pasar domestik.
"Industri nasional mengalami kesulitan setelah diberlakukannya perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan China (ACFTA) sejak 1 Januari 2010," kata Airlangga Hartarto, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.
Menurut dia, produk impor terutama dari China yang harganya lebih murah di pasar Indonesia menyebabkan industri nasional terus mengalami defisit dan saat ini dalam kondisi sulit.
Kesulitan yang dihadapi industri nasional, kata dia, merupakan dampak negatif dari diberlakukannya perpanjian ACFTA.
"Karena industri nasional belum seluruhnya siap menghadapi persaingan dagang dengan industri China," katanya.
Menurut dia, Komisi VI DPR RI sudah memprediksi kemungkinan terpuruknya industri nasional sejak sebelum diberlakukannya perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan China.
Airlangga menambahkan, Komisi VI juga sudah beberapa kali mengingatkan pemerintah, terutama menteri perdagangan.
"Saat ini menteri perdagangan sudah terlambat menerbitkan sistem peringatan dini untuk mengantisipasi produk industri nasional," katanya.
Airlangga juga menilai, menteri perdagangan kurang antisipatif menotifikasi standar nasional Indonesia (SNI) untuk perlindungan konsumen.
Sementara dari sisi investasi, menurut dia, belum ada investasi yang signifikan dari China setelah diperlakukannya perjanjian ACFTA. ***3*** (T.R024/B/M012/M012) 11-04-2011 19:45:35
Kategori Umum
Total News : 4
Riil (4)
Index by City/Date
Copyright © 2010 ANTARA, Kantor Berita Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar