Sosok Hartarto memang sudah tidak lagi tampil. Tapi, saat ini, anaknyalah yang mengikuti karier politik sang bapak. Airlangga Hartarto namanya. Namun, pria kelahiran Surabaya, 1 Oktober 1962, itu merasa tak perlu mengandalkan nama besar sang ayah untuk berkiprah di panggung politik nasional.
Sejak lama, Airlangga telah bergelut dalam organisasi. Ia pernah menjabat sebagai ketua Asosiasi Emiten Indonesia periode 2005-2008, ketua umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), dan sekjen ASEAN Federations of Engineering Organizations (AFEO).
Karier politiknya juga telah mengantarkan Airlangga menjadi ketua Komisi VII DPR. Dalam Pemilu 2009, Airlangga menempati urutan caleg nomor satu dari Daerah Pemilihan Jawa Barat V yang meliputi Kabupaten Bogor. Guna memuluskan langkahnya untuk terus melanjutkan kiprah di DPR, anggota Majelis Wali Amanah UGM itu mengintensifkan pertemuan dengan konstituen.
Pemrakarsa Herman Johannes Award itu menyebutkan bahwa salah satu senjata andalannya adalah jaringan struktur partai yang sudah mengakar ke tingkat bawah di Kabupaten Bogor. ''Saya akan memaksimalkan jaringan partai. Struktur partai juga menjadi salah satu andalan saya.''
Selain itu, lanjut Airlangga, pertemuan tatap muka langsung dengan tokoh-tokoh masyarakat Bogor selalu dimanfaatkannya untuk menyusupkan perjuangan politiknya. Buah dari sebagian strategi politik Airlangga itu ternyata sudah tampak. Sekelompok masyarakat Kabupaten Bogor membentuk tim sukses kemenangan dirinya dengan mengadopsi judul film seri barat yang pernah tenar, The A Team.
Huruf A dalam The A Team, jelas Airlangga, merupakan kependekan dari nama depannya, Airlangga. ''Saya juga kaget ada The A Team di sana. Itu sukarelawan. Tidak ada instruksi atau intervensi dari saya langsung,'' imbuh Airlangga.
Walaupun memiliki sejumlah perusahaan dan tercatat sebagai presiden komisaris dari PT Fajar Surya Wisesa Tbk serta komisaris PT Sorini Corporation Tbk, Airlangga tak akan mengunggulkan kekuatan uang untuk kemenangannya.
''Kalau tidak mengeluarkan uang sama sekali ya bohong, pasti butuh dana untuk kampanye. Tapi, saya tidak ingin orang memilih saya karena uang,'' ujar Airlangga.
Karena itu, dia pun memberikan komitmen kepada masyarakat Kabupaten Bogor untuk turut memperjuangkan masalah keterbelakangan infrastruktur, peningkatan sektor pertanian, dan pengangkatan PNS terhadap guru honorer yang lebih adil.
''Selain itu, saya akan terus mendukung keinginan masyarakat untuk pemekaran wilayah Bogor Barat.'' ade
FOTO AIRLANGGA
Airlangga TV
Senin, 09 Februari 2009
Berjuang Bersama The A Team
[REPUBLIKA] - Hartarto bukanlah nama yang asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Pada masa pemerintahan Orde Baru, Hartarto adalah sosok yang menjadi langganan mengisi jabatan menteri. Ia tercatat menjabat menteri Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan Kabinet Pembangunan V (1988-1993) serta mantan menteri koordinator Bidang Produksi dan Distribusi (Menko Prodis) pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar