FOTO AIRLANGGA

Airlangga TV

Jumat, 28 Maret 2008

Mata Rantai Memilih Kepala BP Migas

[POLITIK INDONESIA] - Usulan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro soal pergantian Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mulai bergulir di DPR.

Kini, Dewan Perwakilan Rakyat menetapkan uji kelayakan dan kepatutan calon kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) akan dilaksanakan pada 7 dan 8 April 2008.

Upaya penyegaran di badan tersebut, merupakan salah satu dalih yang disampaikan Purnomo untuk mengganti Kepala BP Migas saat ini, Kardaya Warnika.

Ada tiga calon yang disodorkan pemerintah yang akan diuji, yakni Hadi Purnomo, yang saat ini sebagai Kepala Lemigas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Evita Legowo (staf ahli Menteri ESDM) dan R Priyono yang saat ini menjabat Direktur Pembinaan Hulu Ditjen Migas Departemen ESDM.

”Pada hari pertama, ketiga calon akan diuji dan esoknya sudah bisa diputuskan siapa yang terpilih jadi Kepala BP Migas,” ujar Ketua Komisi VII, Airlangga Hartarto, di Jakarta, Jumat (28/3).

Cepat dan praktis. Tidak bertele-tele seperti pemilihan calon Gubernur Bank Indonesia, beberapa waktu lalu. Tentu saja, sudah terkondisi dengan baik.

Berdasarkan penelusuran Politikindonesia.com, calon kuat yang akan menduduki Kepala BP Migas sudah terkondisi dengan baik.

Proses pemilihan tiga calon, bermuara pada beragam kepentingan. Bila yang dikedepankan untuk pembenahan kinerja BP Migas – dalam konteks GCG, maka, Evita Legowo adalah pilihan terbaik. Mengapa? Hanya satu, Evita merupakan model pemimpin yang tidak mudah untuk ”diatur-atur”.

Bila yang dikedepankan adalah unsur kepentingan yang “berkelanjutan”, menjelang Pemilu dan pasca Pemilu 2009, maka sosok Hadi Purnomo dan R Priyono yang akan menjadi pilihan, karena tipe keduanya, merupakan sosok pemimpin yang sangat ”kooporatif”. Bedanya, hanya pada persoalan basic latar belakang.

Bila komposisi petanya demikian, maka selaras dengan pernyataan Ketua Komisi VII "Peluang mereka sama, masing-masing 33 persen," ujar Airlangga Hartarto.

Lantas, faktor strategis apa yang menentukan ketiganya untuk menduduki kursi yang kini diduduki Kardaya Warnika? Siapa yang akan menjadi ”sponsor”, itu jawabannya.

Bagaimana nasib Kardaya Warnika, pasca terpilihnya Ketua BP Migas yang baru? Kabarnya, karena selama ini Kardaya memang ”belum” dipensiunkan dari pegawai negeri sipil, karir PNS Kardaya bisa terus melaju. Posisi Dirjen Migas Departemen ESDM merupakan pilihan tambatan Kardaya. Pasalnya, Luluk Sumiarso yang kini menduduki posisi tersebut akan lengser dan masuk dalam komposisi pejabat di Dewan Energi Nasional.

Bila ditinjau dari beragam unsur tadi, tampaknya Hadi Purnomo menduduki ranking 1. Sementara R Priyono menyusul dibelakangnya. Bila Evita yang terpilih, maka dalam industri perminyakan dan gas di Indonesia ke depan, akan terjadi pembenahan dan perbaikan. Menyusul pembenahan terhadap item-item yang bisa bisa dimasukkan ke dalam Cost Recovery.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar